SELAMAT DATANG DI ZONA GADO-GADO!!! TEMPATNYA SEMUA BERITA TERBARU DI DUNIA. SILAKAN BERSENGAN SENANG......

Kamis, 16 Februari 2012

Contoh Makala: Hasil Stabil Evolusi Biologi

KATA PENGANTAR
 


Puji sukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan dan curahan Rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyusun makala ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa saya ucapkan banyak terima kasih kepada guru Biologi kami yang telah memberikan saya petunjuk tentang materi makala yang telah saya buat ini.
Makala ini berisi tentang penjelasan yang mendasari teori Evolusi. Dengan makala ini saya harap para pembacanya dapat mengerti apa yang dimaksud dengan evolusi tersebut
Walaupun teori evolusi mendapatkan penentangan dan keberatan dari banyak pihak keagamaan, para ilmuwan dan komunitas ilmiah menolak keberatan-keberatan yang diajukan tersebut, oleh karena penantangan tersebut didasarkan pada kesalahpahaman pada konsep teori ilmiah dan penafsiran yang salah pada hukum-hukum fisika dasar.
Akhirnya saya ucapkan “tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna,” kami mengerti makala ini belumlah sempurna. Untuk itu kritik dan saranya sangat kami harapkan untuk diparebaik pada makala selanjutnya. 




Watumotobe,  8 Januari 2012
                                                                    
                                                                                                           Penuilis










DAFTAR ISI
 

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I   PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
  2. Rumusan Masalah
  3. Tujuan Penulisan
BAB II  PEMBAHASAN
  1. Bukti-Bukti  Evolusi
  2. Eksperimen  Yang  Mendasari  Lahirnya  Evolusi
  3. Hukum Hardy-Weinberg
BAB III  PENUTUP
  1. Kesimpulan


















BAB I    PENDAHULUAN
 


A.   Latar  Belakang

Makalah ini dibuat berdasarkan niat dan sesuai dengan kondisi serta keadaaan dalam kehidupan sekitar. Dimana telah kita ketahui bahwa zaman modern ini mahluk hidup khususnya manusia telah mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan alam. Akan tetapi pada tahap pembelajarannya manusia selalu mendapatkan masalah dan perbedaan pendapat mengenai sesuatu yang ditelitinya. dalam hal ini adalah meneliti asal usul kehidupan yang menjadi permasalahan dari sejak berabad-abad tahun yang lalu sampai sekarang. karena pada umumnya biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan mahluk hidup yang ada disekitarnya.

Dan tentunya ilmu pengetahuan itu akan kita peroleh dari pembelajaran, maka dari itu melalui Makalah ini penulis mencoba menjelaskan dan menerangkan asal usul kehidupan melalui evolusi biokimia untuk membuktikan beberapa yang diharapkan. dan tentunya dilengkapi dengan berbagai pihak atau tokoh pembelajaran.

B.   Perumusan  Masalah
·         Adakah bukti-bukti dari evolusi?
·         Adakah eksperimen yg mendasari munculnya teori Evolusi?
·         Bagaimana cara menerapkan hokum Hardy Weinberg?

C.   Tujuan  Penulisan
Agar kita dapat mengetahui apa yg di maksud dengan evolusi dengan berdasar pada teori-teori para ahli.

















BAB II    PEMBAHASAN
 

Evolusi adalah proses perubahan pada sebagian atau seluruh bentuk kehidupan mahluk hidup dari satu generasi ke generasi.
A.   Bukti-Bukti Evolusi
1.    Bukti Berupa Fosil
Riset pada bidang paleontologi yang mempelajari fosil mendukung gagasan bahwa semua organisme berkerabat. Fosil memberikan bukti bahwa perubahan yang berakumulasi pada organisme dalam periode waktu yang lama telah mengakibatkan keanekaragaman bentuk-bentuk kehidupan yang kita lihat sekarang. Fosil sendiri menyingkap struktur organisme dan hubungan antara spesies sekarang dengan spesies yang telah punah.
Sejumlah besar fosil telah ditemukan dan diidentifikasikan. Fosil-fosil ini berperan sebagai catatan kronologis evolusi. Catatan fosil memberikan contoh-contoh spesies transisi yang menghubungkan bentuk kehidupan yang lalu dengan bentuk kehidupan sekarang. Salah satu contoh fosil transisi tersebut adalah Archaeopteryx, organisme kuno yang memiliki karakteristik reptil (gigi kerucut dan tulang ekor yang panjang) namun juga memiliki karakteristik burung (bulu burung dan tulang furkula). Implikasi penemuan seperti ini adalah bahwa reptil dan burung memiliki nenek moyang bersama.

(a)                                                                  (b)
Gambar: (a) Archaeopteryx, (b) fosil Archaeopteryx
2.      Perbandingan Anatomi
Perbandingan kemiripan pada bentuk maupun penampilan anggota tubuh antar organisme disebut sebagai morfologi. Morfologi telah digunakan sejak lama untuk mengelompokkan bentuk-bentuk kehidupan ke dalam kelompok-kelompok yang berhubungan dekat. Ini dapat dilakukan dengan membandingkan struktur organisme dewasa spesies yang berbeda ataupun dengan membandingkan pola pertumbuhan, pembelahan, dan bahkan migrasi sel semasa perkembangan organisme. Misalnya struktur tubuh Manusia yang mirip dengan Kera.
3.      Taksonomi
Para ilmuan menggunakan kemiripan morfologi dan genetik untuk mengelompokkan bentuk-bentuk kehidupan berdasarkan hubungan leluhur. Sebagai contoh, orangutan, gorila, simpanse, dan manusia, termasuk dalam kelompok taksonomi familia yang sama (Hominidae). Hewan-hewan ini dikelompokkan bersama karena kemiripan pada morfologi yang berasal dari nenek moyang bersama.
Bukti kuat evolusi yaitu struktur pada spesies berbeda yang fungsinya juga berbeda namun memiliki struktur yang mirip. Contohnya adalah tangan dan kaki mamalia. Tangan manusia, kaki depan kucing, sirip ikan paus, dan sayap kelelawar memiliki struktur tulang yang sama, namun masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.

4.      Struktur vestigial

Vestigial merujuk pada bagian anatomi hewan yang memiliki fungsi minimal ataupun sama sekali tidak berfungsi. Struktur tanpa guna ini merupakan sisa-sisa organ tubuh leluhur yang pernah berfungsi. Misalnya pada ikan paus, paus memiliki tulang vestigial yang tampak seperti sisa tulang kaki leluhur paus yang berjalan di daratan.
5.      Evolusi Konvergen
Organisme yang berada dalam lingkungan yang mirip seringkali akan mengembangkan struktur fisik yang mirip pula. Proses evolusi ini disebut sebagai evolusi konvergen. Baik hiu dan lumba-lumba memiliki bentuk tubuh yang mirip, namun mereka hanyalah berkerabat jauh. Hiu adalah ikan, sedangkan lumba-lumba adalah mamalia. Kemiripan ini diakibatkan oleh lingkungan yang mirip. Pada kedua kelompok hewan tersebut, perubahan yang membantu proses berenang difavoritkan, sehingga sejalan dengan waktu, keduanya akan mengembangkan struktur morfologi penampilan yang mirip, walaupun keduanya tidak berkerabat dekat.

6.     Biologi molekuler

Setiap organisme hidup (terkecuali virus RNA) mengandung molekul DNA yang membawa informasi genetik. Gen adalah untaian DNA yang membawa informasi dan memengaruhi sifat dan ciri organisme. Gen menentukan penampilan umum suatu individu dan secara terbatas memengaruhi perilakunya. Jika dua organisme berkerabat dekat, DNA-nya akan sangat mirip.
Di sisi lain, dua organisme yang berkerabat jauh akan memiliki perbedaan DNA yang lebih besar Sebagai contoh, dua orang bersaudara memiliki hubungan yang lebih dekat dan DNA yang lebih mirip daripada dua orang sepupu. Kemiripan pada DNA biasanya menentukan hubungan antar spesies sama seperti ia menunjukkan hubungan antar individu. Sebagai contoh, perbandingan DNA gorila, simpanse, dan manusia menunjukkan 96% kemiripan DNA antara manusia dengan simpanse. Perbandingan ini mengindikasikan bahwa manusia dan simpanse lebih berkerabat dekat terhadap satu sama lainnya daripada terhadap gorila.
B.   Eksperimen yang Mendasari Lahirnya Teori Evolusi
Charles Darwin mengembangkan gagasan bahwa tiap-tiap spesies berkembang dari nenek moyang yang sama, dan pada tahun 1838, ia menjelaskan bagaimana proses yang ia sebut sebagai seleksi alam ini dapat mengakibatkan hal ini terjadi.
Gagasan Darwin mengenai cara kerja evolusi bergantung pada pengamatan-pengamatan berikut:
  • Jika seluruh individu spesies berhasil bereproduksi, populasi spesies tersebut akan meningkat secara tidak terkendali.
  • Populasi cenderung tetap dari tahun ke tahun.
  • Sumber daya alam terbatas.
  • Tiada dua individu organisme suatu spesis yang persis mirip satu sama lainnya.
  • Kebanyakan variasi dalam suatu populasi dapat diwariskan kepada keturunan selanjutnya.
Darwin menyimpulkan oleh karena organisme menghasilkan keturunan yang lebih banyak daripada yang lingkungan dapat dukung, pastilah terdapat persaingan untuk bertahan hidup, dan hanya beberapa individu yang dapat bertahan hidup pada tiap generasi. Darwin menggunakan istilah seleksi alam untuk menjelaskan proses ini.
Pengamatan terhadap variasi pada hewan dan tumbuhan merupakan dasar-dasar teori seleksi alam. Sebagai contoh, Darwin memantau bahwa bunga anggrek dan serangga mempunyai hubungan dekat yang mengijinkan penyerbukan pada tumbuhan. Ia mencatat bahwa bunga anggrek mempunyai variasi pada strukturnya yang menarik serangga, sedemikian rupanya serbuk sari yang berasal dari bunga akan menempel pada tubuh serangga. Dengan begitu, serangga akan memindahkan serbuk sari dari anggrek jantan ke anggrek betina.
Walaupun struktur bunga anggrek tampaknya rumit, namun bagian terspesialisasi ini terbuat dari struktur dasar yang dapat ditemukan pada bunga lain. Darwin menggunakan data yang dikumpulkan tentang anggrek dan serangga penyerbuk untuk memperkuat teorinya tentang seleksi alam. Dia berargumen bahwa menghasilkan penyerbukan silang lebih cocok untuk anggrek bertahan hidup dari anggrek yang dihasilkan oleh penyerbukan sendiri.
Teori seleksi alam Darwin menjadi kerangka dasar teori evolusi modern. Eksperimen dan pengamatan yang dilakukan oleh Darwin menunjukkan bahwa organisme dalam suatu populasi bervariasi.

C.  Hukum Hardy-Weinberg
Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi. Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg.
Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.
Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu :
(1)    Dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya
(2)    Dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk
(3)    Dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
Kembali kita misalkan bahwa pada generasi tetua terdapat genotipe AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi P, H, dan Q.  Sementara itu, frekuensi alel A adalah p, sedang frekuensi alel a adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam gamet, yaitu A dan a. Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p). Begitu juga, frekuensi gamet a sama dengan frekuensi alel a (q).
Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi penggabungan gamet A dan a secara acak pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai hasil kali frekuensi gamet yang bergabung. Pada Tabel 15.1 terlihat bahwa tiga macam genotipe zigot akan terbentuk, yakni AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi p2,  2pq, dan q2.
Tabel 15.1. Pembentukan zigot pada kawin acak





Gamet-gamet E
dan frekuensinya
A
(p)
a
(q)

Gamet-gamet G
dan frekuensinya
A (p)

AA
(p2)
Aa
(pq)
a (q)
Aa
(pq)
aa
(q2)

Oleh karena frekuensi genotipe zigot telah didapatkan, maka frekuensi alel pada populasi zigot atau populasi generasi keturunan dapat dihitung. Fekuensi alel A = p2 + ½ (2pq) = p2 + pq = p (p + q) = p. Frekuensi alel a = q2 + ½ (2pq) = q2 + pq = q (p + q) = q. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa frekuensi alel pada generasi keturunan sama dengan frekuensi alel pada generasi tetua.
Kita ketahui bahwa frekuensi gene pool dari generasi ke generasi pada waktu ini (populasi hipotesis) adalah 0,9 dan 0,1; dan perbandingan genotip adalah 0,81; 0,81; dan 0,01. Dengan angka – angka ini kita akan mendapatkan harga yang sama pada generasi berikutnya. Hasil yang sama ini akan kita jumpai pada generasi seterusnya, frekuensi genetis dan perbandingan genotip tidak berubah. Dapat kita simpulkan bahwa perubahan evolusi tidak terjadi. Hal ini dapat diketahui oleh Hardy (1908) dari Cambrige University dan Weinberg dari jerman yang bekerja secara terpisah. Secara singkat dikatakan di dalam rumus Hardy-Weinberg
“Di bawah suatu kondisi yang stabil, baik frekuensi gen maupun perbandingan genotip akan tetap (konstan) dari generasi ke generasi pada populasi yang berbiak secara seksual”

BAB III    PENUTUP
 

A.   Kesimpulan
Teori evolusi dibangun berdasarkan beberapa pengamatan dasar. Ia menjelaskan keberagaman dan hubungan seluruh makhluk hidup. Terdapat variasi genetik dalam suatu populasi individu. Beberapa individu secara kebetulan memiliki sifat-sifat yang mengijinkan mereka bertahan hidup dan berkembang pesat daripada yang lainnya. Individu yang bertahan hidup akan lebih berkemungkinan bereproduksi dan menghasilkan keturunan. Keturunannya tersebut akan mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan tersebut.



















Tidak ada komentar: